CHARACTER BUILDING
Pengertian Charakter Building dalam segi
bahasa, Charakter Building atau membangun
karakter terdiri dari 2 suku kata yaitu membangun (to build)
dan karakter (character) artinya membangun yang
mempunyai sifat memperbaiki, membina, mendirikan. Sedangkan karakter adalah
tabiat, watak, aklak atau budi pekerti yang membedakan seserang dari yang lain.
Dalam konteks pendidikan (Modul Diklat LAN RI) pengertian “Membangun Karekter (character building) adalah suatu
proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki dan atau membentuk
tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak (budi pekerti), insan manusia
(masyarakat) sehingga menunjukkan perangai dan tingkah laku yang baik
berlandaskan nilai-nilai pancasila. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikemukakan
bahwa upaya membangun karakter akan menggambarkan hal-hal pokok sebagai
berikut:
Tujuh Alasan Perlunya Pendidikan Karakter
Menurut
Lickona ada tujuh alasan mengapa
pendidikan karakter itu harus disampaikan:
- Merupakan cara terbaik untuk menjamin anak-anak (siswa) memiliki kepribadian yang baik dalam kehidupannya;
- Merupakan cara untuk meningkatkan prestasi akademik;
- Sebagian siswa tidak dapat membentuk karakter yang kuat bagi dirinya di tempat lain;
- Mempersiapkan siswa untuk menghormati pihak atau orang lain dan dapat hidup dalam masyarakat yang beragam;
- Berangkat dari akar masalah yang berkaitan dengan problem moral-sosial, seperti ketidaksopanan, ketidakjujuran, kekerasan, pelanggaran kegiatan seksual, dan etos kerja (belajar) yang rendah;
- Merupakan persiapan terbaik untuk menyongsong perilaku di tempat kerja; dan
- Mengajarkan nilai-nilai budaya merupakan bagian dari kerja peradaban.
Tujuh Alasan Perlunya Pendidikan Karakter
Menurut
Lickona ada tujuh alasan mengapa
pendidikan karakter itu harus disampaikan:
- Merupakan cara terbaik untuk menjamin anak-anak (siswa) memiliki kepribadian yang baik dalam kehidupannya;
- Merupakan cara untuk meningkatkan prestasi akademik;
- Sebagian siswa tidak dapat membentuk karakter yang kuat bagi dirinya di tempat lain;
- Mempersiapkan siswa untuk menghormati pihak atau orang lain dan dapat hidup dalam masyarakat yang beragam;
- Berangkat dari akar masalah yang berkaitan dengan problem moral-sosial, seperti ketidaksopanan, ketidakjujuran, kekerasan, pelanggaran kegiatan seksual, dan etos kerja (belajar) yang rendah;
- Merupakan persiapan terbaik untuk menyongsong perilaku di tempat kerja; dan
- Mengajarkan nilai-nilai budaya merupakan bagian dari kerja peradaban.
Pentingnya Pendidikan Karakter untuk Kemajuan Bangsa
Ada kabar
menarik dari SMP N 8 Yogyakarta. Dilansir dari krjogja.com (2015), SMP N 8
Yogyakarta menggelar uji kompetensi dalam bidang musik dengan pertunjukan
ansamble. Alasan mengapa yang dipilih adalah ansamble, Kepala SMP N 8
Yogyakarta mengatakan bahwa mereka ingin memberikan pendidikan karakter melalui
musik. Menurut dia, musik ansamble mengandung muatan kesantunan, kedisiplinan,
dan kebersamaan. Lagu yang dimainkan pun telah ditentukan, yakni lagu-lagu
dengan lirik yang memuat pendidikan karakter.
Berangkat
dari kabar tersebut, nampak bahwa di Indonesia pendidikan karakter sudah
diimplementasikan dalam pembelajaran. Menurut Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (dikutip dari kemendikbud.go.id., 2011), ada 18 nilai-nilai yang
harus disisipkan dalam proses pendidikan di Indonesia. 18 nilai tersebut antara
lain, religius, jujur, toleransi , disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Pendidikan
karakter itu sendiri merupakan proses pembentukan karakter yang memberikan
dampak positif terhadap perkembangan emosional, spiritualitas, dan kepribadian
seseorang. Oleh sebab itu, pendidikan karakter atau pendidikan moral itu
merupakan bagian penting dalam membangun jati diri sebuah bangsa. Seperti yang
disampaikan oleh Rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Dr. R.
Maryatmo MA. (dalam okezone.com, 2014), bahwa kecerdasan emosional, spiritual,
dan kepribadian itu penting dalam membangun karakter yang tangguh, mandiri,
aktif, kreatif dan berdedikasi tinggi.
Suratno MSi,
Staf Pengajar Universitas Paramadina, Jakarta, menyampaikan (dalam
tribunnews.com, 2014) bahwa istilah “pendidikan karakter” itu sendiri, muncul
pada akhir abad 18, dicetuskan oleh pedagog Jerman, FW Foerster (1869-1966).
Menurut Foerster, ciri-ciri pendidikan karakter itu meliputi: 1) menekankan
setiap tindakan dengan berpedoman pada nilai normatif. Anak didik menghormati
norma yang ada, 2) membangun rasa percaya diri, sehingga anak didik menjadi
pribadi yang teguh pendirian dan tidak takut pada situasi baru, 3) otonomi,
anak didik menghayati dan mengamalkan aturan dari luar hingga menjadi nilai
pribadinya, dan 4) keteguhan yang bermakna daya tahan anak didik dalam mewujudkan
apa yang dipandang baik dan loyalitas (kesetiaan) sebagai dasar penghormatan
atas komitmen yang dipilih.
Sumber:
http://belajarpsikologi.com/mengapa-perlu-adanya-pendidikan-karakter/ (26/04/2016 22:23)
http://www.ilm.co.id/programs/leadership/character-building/ (26/04/2016 22:39)
http://stialanbandung.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=384:character-building-bag-1&catid=12:artikel&Itemid=85 (26/04/2016 22:47)
Analisis :
Dalam upaya
memaksimalkan implementasi pendidikan karakter tersebut, Kementerian Pendidikan
dan Kemudayaan menerapkan beberapa strategi untuk penguatan pelaksanaannya.
Strategi tersebut antara lain, memperkuat panduan pelaksanaan pendidikan
karakter. Kemudian, mengakomodasi lembaga yang sudah melaksanakan pendidikan
karakter walaupun dengan nama yang berbeda-beda, dan menguatkan kegiatan yang sudah
ada di sekolah (dikutip dari kompas.com, 2013).
Memang
dibutuhkan langkah dan strategi yang besar untuk menuju bangsa yang
berkarakter, karena pendidikan karakter itu sangat penting untuk mendukung
pembangunan bangsa. Seperti Presiden Ir. Soekarno pernah berkata, “There is no
nation-building without character-building.” (Tidak akan mungkin membangun
sebuah negara kalau pendidikan karakternya tidak dibangun). Ini menandakan
betapa pentingnya pendidikan karakter atau pendidikan moral dalam membangun jati
diri sebuah bangsa.
No comments:
Post a Comment